
Presiden Prabowo Kembali Tegaskan Rencana Mobil Nasional
Di tengah berbagai tantangan dan peluang, Presiden RI Prabowo Subianto kembali mengangkat gagasan mobil buatan Indonesia atau mobil nasional dalam sidang kabinet paripurna yang digelar pada Senin (20/10/2025). Di hadapan seluruh jajaran Kabinet Merah Putih, ia menegaskan bahwa rencana tersebut bukan sekadar ide lama yang dihidupkan kembali. Pemerintah, kata dia, telah melangkah lebih jauh dengan mengalokasikan anggaran, menyiapkan lahan pabrik, dan menurunkan tim teknis untuk mulai bekerja.
“Saya sudah alokasikan dana, sudah kita siapkan lahan untuk pabrik-pabriknya. Sedang bekerja sekarang tim. Kita sudah menghasilkan jip buatan Indonesia,” ujar Prabowo. Meski belum ingin menyebutnya sebagai capaian besar, ia menyatakan proyek ini telah memasuki tahap perintisan yang nyata dengan target produksi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, atau sekitar 2028.
Masuk Proyek Strategis Nasional
Sejalan dengan arahan Presiden, Kementerian Perindustrian RI mendorong agar program mobil buatan Indonesia masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Usulan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. “Kami tentu mendukung, dan kami sudah mengusulkan program mobil nasional jadi PSN,” ujar dia, Kamis (23/10/2025).
Menurut Agus, status PSN akan memudahkan percepatan proyek karena seluruh kebutuhan pendukung, mulai dari regulasi, pembiayaan, hingga infrastruktur, dapat disiapkan secara terkoordinasi. Meski demikian, ia belum merinci lebih jauh konsep kendaraan yang akan diproduksi. Fokus utama saat ini, kata Agus, adalah memastikan status PSN terlebih dahulu.
Pemerintah Masih Tahap Persiapan
Dari Istana Kepresidenan, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa rencana mobil nasional masih berada dalam tahap persiapan. Pemerintah, kata dia, akan menyampaikan perkembangan lebih lanjut pada waktu yang tepat. “Nanti pada waktunya kita sampaikan. Sedang persiapan,” ujar Prasetyo di Istana Kepresidenan, Rabu (22/10/2025). Ia juga memberi sinyal bahwa peluang mobil nasional masuk PSN cukup besar.
Pemerintah bahkan telah menjadwalkan rapat khusus untuk membahas arah dan skema proyek tersebut secara lebih mendalam.
Pindad Jadi Fondasi Pengembangan
Dalam perkembangannya, PT Pindad (Persero) diproyeksikan menjadi basis utama pengembangan mobil nasional. Kementerian Perindustrian telah melakukan pembahasan teknis dan konseptual bersama BUMN tersebut. Pembahasan mencakup berbagai aspek fundamental, mulai dari jenis kendaraan, strategi harga, pemasaran, hingga layanan purna jual.
“Konsep mobnas yang disampaikan PT Pindad sudah lengkap dan siap,” kata Agus, Jumat (14/11/2025). Pemerintah juga membuka peluang menggandeng mitra tambahan guna memperkuat kemampuan produksi, pendanaan, dan transfer teknologi.
Ketertarikan Merek Asing
Di sisi lain, proyek mobil nasional mulai menarik perhatian pihak luar. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa sejumlah merek asing telah menawarkan diri untuk terlibat. “Mobil nasional kan berjalan dengan Pindad sebagai basis,” ujar Airlangga di Tangerang, Rabu (26/11/2025). Meski demikian, pemerintah menegaskan bahwa Pindad tetap menjadi fondasi utama.
Pengumuman resmi terkait kerja sama akan disampaikan langsung oleh pihak yang mengajukan diri. Minat dari merek asing dipandang sebagai sinyal bahwa proyek mobil nasional dinilai memiliki potensi pasar dan kelayakan komersial.
Tantangan Harga dan Daya Beli
Di tengah optimisme tersebut, pemerintah juga mengakui adanya tantangan besar. Airlangga menyebut keterjangkauan harga menjadi faktor krusial dalam pengembangan mobil nasional. Berdasarkan data Gaikindo, pasar terbesar mobil di Indonesia berada di segmen harga di bawah Rp300 juta. Jika berada di atas segmen tersebut, kendaraan berisiko kehilangan daya saing.
“Affordability menjadi tantangan,” kata Airlangga dalam Rapimnas Kadin 2025, Selasa (2/12/2025). Oleh karena itu, pemerintah mendorong agar mobil nasional benar-benar disesuaikan dengan karakter pasar domestik.
Arah Anggaran dan Insentif
Pada 2025, pemerintah juga memberi sinyal tidak akan melanjutkan insentif kendaraan listrik pada 2026. Kebijakan tersebut dinilai telah mencapai tujuan awal, yakni mendorong produsen membangun pabrik di dalam negeri. Seiring berakhirnya insentif, anggaran pemerintah akan dialihkan untuk mendukung pengembangan mobil nasional.
“Anggarannya kita arahkan ke perencanaan mobil nasional,” ujar Airlangga di Subang, Jawa Barat, Senin (15/12/2025).
Pabrik dan Ekosistem Disiapkan
Seiring dengan wacana mobil nasional, PT Pindad menyiapkan lahan industri di Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi hingga 500.000 unit per tahun. Tahap awal produksi direncanakan sebanyak 100.000 unit mulai 2028. Langkah ini diperkuat melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian PPN/Bappenas, Himpunan Kawasan Industri, dan PT Pindad untuk membangun ekosistem industri otomotif nasional.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menekankan bahwa membangun mobil nasional tidak cukup hanya dengan pabrik, tetapi juga membutuhkan rantai pasok dan kawasan industri yang kuat.
Kritik dan Catatan Risiko
Di sisi lain, wacana mobil nasional menuai kritik dari sejumlah pengamat, salah satunya Dewan Penasihat Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Pambagio. Ia mengingatkan kegagalan Mobil Timor serta ketatnya persaingan industri otomotif global, yang dinilainya membuat mobil nasional sulit menembus dominasi merek besar dari Jepang, Korea, China, hingga Eropa.
“Kalau mau dijadikan kendaraan pribadi (mass production), saya rasa itu tidak masuk akal. Itu pasti gagal,” kata Agus. Ia menyarankan pemerintah lebih fokus pada pengembangan transportasi umum agar tidak menambah kepadatan lalu lintas dan beban infrastruktur perkotaan.
Menutup 2025, wacana mobil nasional kembali hadir dengan peta jalan yang lebih jelas dibanding masa lalu, namun tetap menyisakan tantangan besar. Target produksi, kesiapan industri, keterjangkauan harga, hingga pelajaran dari kegagalan sebelumnya akan menjadi ujian apakah kali ini Indonesia mampu melangkah dari gagasan menuju realisasi, atau kembali menjadikannya sekadar catatan berulang.
0 Response to "Proyek Mobil Indonesia: Pindad sebagai Fondasi, Tujuan dalam 3 Tahun"
Posting Komentar