Mengapa Gibran Rakabuming Raka Sangat Tertarik pada AI?


Dalam berbagai kesempatan, Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka sering menyampaikan pentingnya penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga disampaikannya saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 beberapa waktu lalu.

Gibran menekankan bahwa AI akan menjadi faktor penentu kekuatan ekonomi di masa depan. Dalam pidatonya di KTT G20 yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan, ia menyatakan bahwa AI memiliki potensi besar untuk memperkuat perekonomian negara-negara anggota G20. Namun, ia juga menyoroti adanya ketimpangan dalam manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.

Menurutnya, jika tidak dikelola dengan baik, AI bisa memperlebar kesenjangan antarnegara dan antarindividu. Untuk itu, ia menyerukan adanya tata kelola AI yang etis dan akses yang setara agar semua pihak dapat memanfaatkannya secara adil.

Selain itu, Gibran menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta dalam membangun ekosistem AI yang kuat di Indonesia. Ia juga mendukung upaya-upaya seperti pelatihan keterampilan ulang dan perlindungan sosial agar AI tidak hanya bermanfaat bagi segelintir kalangan.

Peran AI dalam Pendidikan dan Inovasi

Gibran tidak hanya menyampaikan isu AI secara teori, tetapi juga aktif terlibat dalam berbagai pertemuan dengan generasi muda yang tertarik pada AI. Misalnya, pada 20 Oktober 2025, ia bertemu dengan perwakilan AI Forum Indonesia di Istana Wakil Presiden. Dalam pertemuan tersebut, Gibran menyambut baik inisiatif para pemuda dan berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekosistem AI nasional.

Pada 28 Februari 2025, Gibran juga menerima Komunitas Anak Muda Pecinta AI di Kantor Wapres. Ia menekankan bahwa inovasi berbasis AI harus diarahkan untuk kemajuan bangsa, bukan hanya sekadar kemewahan teknologi. Ia juga menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan AI agar generasi muda tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi.

Beberapa bulan berikutnya, Gibran terus melanjutkan kampanye AI-nya. Pada 12 Maret 2025, ia berkunjung ke SMA Negeri 66 Jakarta untuk meninjau Program Nasional Digital AI (PANDAI). Ia menekankan bahwa AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi mereka yang tidak mampu memanfaatkannya akan tertinggal.

Pada 18 Maret 2025, Gibran meninjau SMA Islam Terpadu Al-Madinah Cibinong, tempat guru dan siswa sedang berlatih mengintegrasikan AI dalam kegiatan belajar. Tidak hanya itu, ia juga mengunjungi SMA Bunda Mulia Kalideres pada 19 Maret 2025 untuk memperkenalkan kembali program PANDAI.

AI dalam Pendidikan dan Pengembangan Karier

Pada 20 Maret 2025, Gibran hadir dalam seminar bertajuk “Artificial Intelligence: Shaping Indonesia’s Future” di Universitas Pelita Harapan (UPH), Tangerang. Di sana, ia menyatakan bahwa AI bukan ancaman, tetapi alat bantu manusia untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Pada 2 Mei 2025, Gibran hadir dalam studium generale bertajuk “Creative Job Opportunity with AI” di Binus University. Ia mengajak mahasiswa untuk menguasai AI dan mendorong agar kurikulum teknologi ini dimasukkan ke jenjang SD hingga perguruan tinggi.

AI untuk Penanganan Bencana

Lebih dari itu, Gibran juga yakin bahwa AI bisa digunakan untuk mengatasi banjir. Saat menghadiri acara bertajuk “Artificial Intelligence: Shaping Indonesia’s Future” di UPH Kampus Lippo Village, Karawaci, Tangerang, ia menyatakan bahwa AI dapat membantu manusia dalam meningkatkan produktivitas dan kreativitas, termasuk dalam mengatasi kemacetan dan banjir.

Menurutnya, AI bisa menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat dan biaya yang relatif rendah. Kemampuan ini dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang untuk menyusun rencana adaptasi guna mengurangi dampak banjir.

AI juga bisa digunakan untuk merespons bencana, seperti analisis data media sosial dan pembuatan peta dari citra udara. Contohnya, model DAHiTrA digunakan untuk mengklasifikasikan kerusakan bangunan berdasarkan citra satelit setelah bencana alam. Model ini bekerja cepat sehingga otoritas dapat mengetahui jumlah bangunan serta infrastruktur yang terdampak dalam waktu sehari setelah kejadian.

Kesimpulan

Perkembangan teknologi, termasuk AI, jika digunakan dengan semestinya, akan sangat bermanfaat. Meski begitu, kita tidak bisa bergantung sepenuhnya kepadanya. Gibran, dengan segala langkah dan kampanyenya, menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa AI menjadi alat yang adil dan bermanfaat bagi seluruh rakyat.

0 Response to "Mengapa Gibran Rakabuming Raka Sangat Tertarik pada AI?"

Posting Komentar